skripsiku semacet jakarta...

terinspirasi dari film cintaku semacet jakarta...

aku ingin menulis seputar skripsi...seputar pengalaman dan pengamatanku.



skripsi memang tidak mudah membuatnya.
banyak tantangan dan ujiannya.
baik dari internal maupun eksternal.
terkadang eksternal pun bisa mempengaruhi internal.
seperti macetnya jakarta...skripsi benar2 menguji kesabaran.
ibarat klo macet dijakarta, mungkin ketika kendaraan tidak bergerak, kita akan merasa jenuh, kesal, lelah, dan ingin marah. tapi setelah itu jalan. mungkin kita akan bergerak namun tidak bergerak jauh, karena macet belum berlalu. macet yang terjadi disebabkan banyaknya orang yang memiliki kentingan dengan jalan itu. banyaknya kepentingn itu ternyata tidak sebanding dengan kapasitas jalan. maka macet pun terjadi.
sama ketika kita membuat skripsi.
mungkin kita akan stag di satu titik.
entah karena kitanya yang malas, sibuk dengan hal ain ataupun faktor eksternal seperti kondisi dosen, kondisi sekolah, atau kondisi keluarga dan lain sebagainya.
pada saat seperti itu, kita pun akan merasa jenuh, bosan, kesal, stag, dan entah apalagi yang bisa digambarkan oleh perasaan kita saat itu. galau, dilema, kacau, tak tentu, fluktuatif.
semua jadi satu.
sama seperti macet tadi, masing-masing dari kita mempunyai kepentingan. mahasiswa butuh dosennya untuk konsultasi, dosen pun sibuk untuk melayani mahasiswanya dan berbagai kesibukanya sebagai dosen, lum lagi jika dosen itu cukup mempunyai kedudukan penting, maka kesibukannya pun sebanding dengan kedudukannya. semakin tinggi semakin sibuk. bukan slah dosen juga, dia memiliki kesibukan itu. namun, dari sana kita bisa belajar, bagaimana mensiasati itu semua.
misalnya saja, kadang kita jenuh juga menunggu dosen, yang sedang tenggelam dengan kesibukan2 nya itu. nah, disinilah kita mungkin diberi kesempatan oleh Allah untuk belajar dari setiap saat-saat menunggu.
mungkin klo kita menunggu dosen di kampus, kita bisa membaca buku atau berdiskusi dengan mahasiswa lain, baik mhsw yang setingkat dengan kita (S1) atau pun mahasiswa yang tingkatnya lebih tinggi dari kita (S2/S3).
banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan ketika kita berdiskusi dengan orang lain. selain mendapat pengetahuan lebih, kita bisa berbagi pengalaman.
 selain menunggu, kadang kita merasa "tidak enak" karena disuruh macem2 oleh dosen kita, misal cari referensi yang banyak, cari buku sumber datanya, atau apalah yang intinya ada perubahan di skripsi kita.
sesungguhnya jika kita berpikir positif itu lebih baik. karena mungkin semua yang dosen kita lakukan itu, demi kebaikan kita, mahasiswanya. dia mempunyai pengalaman yang lebih dari kita, ilmunya pun lebih tinggi, layak jika kita katakan apa yang dia inginkan adalah untuk kebaikan kita.
yah seperti itulah disaat kita menunggu, seperti mnunggu kendaraan bergerak karena harus saling memberi kesempatan yang lain untuk bergerak.kita berhenti sejenakuntuk memberi kesempatan orang lain untuk bergerak, setelah itu kita bergerak untuk melanjutkan perjalanan.
mungkin memang benar, setelah kita bergerak tak menjamin kita bisa langsung sampai di tujuan. kita akan berhenti sjenak lagi untuk mengulangi memberi kesempatan pada yang lain.tapi ingat, saat kkita menunggu, adalah saat-saat kita diberi kesempatan untuk belajar.
ibarat macet, saat kita diam, kita bisa menggunakan kesempatan wakt menunggu itu dengan membeli minuman(di abang asongan), baca buku, ngobrol dengan yg lain.

ada hal yang perlu kita ingat, Macet pasti berlalu.
yup, seperti badai. macet pun akan berlalu. sedikit2 memang menurut kita pergerakannya. tapi Sang sutradara kehidupan tidak pernah salah menyetting kehidupan kita ini. apa yang menurut kita baik, lum tentu baik menuturNya.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."

QS. Al-Baqarah : 216

terus berhusnuzon pada Nya adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan. dan ikhtiar yang optimal.badai pasti berlalu, macet pun juga akan berlalu.
begitu juga kesulitan-kesulitan yang kita alami. semua akn berlalu. setiap kesulitan di apit oleh kemudahan.




Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. 

 Q.S Al insyirah : 5-6


macet akan berlalu, yup...tak ada macet yang selamanya.
begitu juga dengan perjuangan kita pada skripsi. semua akan berakhir pada waktunya nanti.
yup, tepat pada waktunya.

so... keep fight!!
Allah always besides you.
^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerbung : My love, My bear (episode 2: tanpa sadar, kau isi kekosonganku)

Istiqamah di jalan Dakwah