Cerbung : My Love, My Bear (episode 8 : inikah jawaban dari Allah? Part 2)
Sosok yang diliat nabil ternyata..sosok yang aku kenal juga.
Nabil bilang...bu..itu si fiki bukan si?
Ketika aku menengok ternyata benar
.itu fiki, temannya nabil.
Yang kemarin nanjak bareng kita ke gunung ke gede.
Tapi yang menarik dari apa yang diliat nabil bukan fiki seorang diri. Dia bersama gadis seusianya.
Nabil pun memanggil namanya. Kemudian fiki kaget. Ekspresi wajahnya seakan mirip orang yang tertangkap basah sedang melakukan sesuatu yang mestinya disembunyikan.
Kemudia fiki menghampiri nabil yang memanggil namanya. Tanpa sadar fiki tidak melihat aku yang ada disebelah nabil.
Hingga pas fiki bersalaman dengan nabil ia bertanya
" lagi apa lu bil?"
"Jalan-jalan lah bosen gw di rumah"
Saat itu fiki baru sadar di seblah nabil ada aku.
"Lah..eh..bu ana..lah ..ngapain sama nabil?"
" Jalan-jalan lah..kn nabil.uda bilang"
Wajahnya seakan berkata..wah..ni guru ternyata jalan ama temen gue.
Kemudian fiki berlalu dengan teman wanitanya itu. Namun ada hal lucu saat itu.
Ketika dia ada dikejauhan dia seperti paparazi yang mengambil gambar aku dan nabil yanh sedang duduk berdua saat itu. Dan aku menyadari itu kemudian mengatakannya pada nabil.
"Bil, liat ngapain dia pake hp nya."
Karna merasa aku dan nabil sadar di ambil gambarnya melalui hp. Maka dia berhenti mengambil gambar dan tertawa-tawa, kemudian berlalu.
Mendekati solat ashar kami bersiap-siap ke mushola yang ada di dalam museum fatahillah.
Selesai solat ashar kami pun bersiap pulang. Menuju stasiun.
Disatsiun aku dan nabil sempat bertengkar kecil
Hal itu disebabkan aku membahas chat dia dengan temanku ningsih serta chat dia yang lebih mengutamakan orang lain dibanding aku.
Aku terdiam dan memandang k arah lain. Tanpa mau menatap ke arahnya.
Nabil tau aku ngambek kepadanya.
Makanya dia berusaha mencairkan suasana. Dia raih tanganku..dan berkata.."bu, uda..jng marah, bsk lagi gak akan begitu deh"
"Bukan begitu nabil, kmu bebas mau chat sama siapa aja, tapi tolong donk..klo ibu chat kmu bales ibu dlu. Ibu ga suka kmu lebih mengutamakan yang lain dibanding ibu"
"Tapi kan saya uda cepet balesnya bu...emang ga bisa sabar dikit apa?"
"Kalo kmu balesnya lama, berarti ada yang lain yang lebih penting dari ibu. Klo kmu maunya begitu yauda, ga usah hubungin ibu lagi. Ibu uda males ama kmu yang selalu bgtu"
Saat itu kereta ke arah bekasi pun tiba di stasiun kota. Tanpa menyelesaikan pembicaraan kami. Kami pun bergegas menuju kereta dan duduk ditempat yang masih kosong.
Disini nabil masih berusaha merayuku, agar aku tidak.marah lagi.
Aku memilih diam.
Sejalan kereta memacu lajunya ke arah bekasi dari stasiun kota. Aku dan nabil yang tadinya duduk pun, bangun karna lebih mengutamanakn penumpang prioritas.
Dikereta aku dan dia berdiri dekat pintu kereta.
Posisi kami saling berhadapan.
Nabil yanh bersandar pada dinding kereta dan aku yang berada di hadapannya menghadapnya.
Sepanjang jalan kami tetap berbincang. Karna aku menurunkan egoku untuk tidak ngambek lagi ke dia.
Dikeretapun dia berkata.."bu..maaf ya masalah chat itu..saya lebih seneng..kita ketemu begini ngobrol langsung dibanding chatan. Mama saya uda marah karna saya jadi lebih sering maen hp.makanya saya jarang pegang hp dan lama kalo balas chat"
" Terus kapan kita sering ketemuan, klo kmu aja uda ga ke sekolah lagi?"
"Bu, kita jalan-jalan dulu aja yuk jangan pulang dulu, saya masih kangen sama ibu. Masih pengn lama-lama sama ibu."
"Lah maksud kamu gmn? Uda sore gini mau jalan-jalan kemana lagi?"
" Kita ke bogor aja dari manggarai, terus balik lagi baru deh pulang..ya bu?? Saya masih pengen lama-lama sama ibu."
" Tapi ini uda sore nabil, nanti kemaleman ibu baliknya, mana kereta juga penuh."
" Yauda kalo gtu k bekasi aja deh ya, ibu ikut saya k bekasi terus nanti balik lagi k klender..ya..???"
" Gak nabil..ini uda sore..ibu tau banget penuhnya kereta ke bekasi klo uda sore gini. Udalah ibu mau balik aja"
"Yauda klo gtu saya juga turun di st. Klender aja, nanti dari situ naek busway, gmn?"
" Yauda iya, nanti klo mau pake kartu ibu..pake aja. Pas k sekolah kamu bawa ya"
"Iya bu"
Akhirnya saat itu kami pulang k st klender dari stasiun ke shelter busway kami berjalan kaki.
Sengaja kami lakukan agar kami bksa berbincang lebih lama lagi.
Aku sadar, aku nyaman sekali dengannya...seperti orang yang berpacaran. Rasanya tidak mau jauh darinya.
Tapi aku sadar juga kalau dia ada yang disembunyikan dibelakangku.
Mungkin ningsih cuma salah satunya saja yang dia chat. Aku tidak tau berapa banyak lagi cewe yang dia chat kemudian digombalin.
Batinku penuh kedilemaan.
Makanya aku selalu solat malam agar mendapat petunjuk dari Allah.
Saat dia pulang naik.busway aku dan dia berjalan ke jembatan busway klender. Disana sambil menunggu bus datang. Dia berbincang denganku sebentar.
Dia bahkan mengajarkan aku agar bisa ngechat dengan cowo lain selain dia.
Dia bilang..bu..klo chat cowo diemin dlu aja jng ditungguin..jd gak terkesan ngejar-ngejar dia banget.
Saat itu aku memang sedang dikenalkan oleh pria lain. Dia kenalan dari muridku yang lain.
Mas yulianto.
Cuma komunikasiku sama mas yuli cuma sebatas teman dan tidak seintens aku dengan nabil.
Tak lama bus datang, nabil segera menuju bus. Aku pun berjalan melewati jembatan ke arah pulang.
Saat itu akun instagram miliknya masih tersangkut di hp ku.
Nabil bilang...bu..itu si fiki bukan si?
Ketika aku menengok ternyata benar
.itu fiki, temannya nabil.
Yang kemarin nanjak bareng kita ke gunung ke gede.
Tapi yang menarik dari apa yang diliat nabil bukan fiki seorang diri. Dia bersama gadis seusianya.
Nabil pun memanggil namanya. Kemudian fiki kaget. Ekspresi wajahnya seakan mirip orang yang tertangkap basah sedang melakukan sesuatu yang mestinya disembunyikan.
Kemudia fiki menghampiri nabil yang memanggil namanya. Tanpa sadar fiki tidak melihat aku yang ada disebelah nabil.
Hingga pas fiki bersalaman dengan nabil ia bertanya
" lagi apa lu bil?"
"Jalan-jalan lah bosen gw di rumah"
Saat itu fiki baru sadar di seblah nabil ada aku.
"Lah..eh..bu ana..lah ..ngapain sama nabil?"
" Jalan-jalan lah..kn nabil.uda bilang"
Wajahnya seakan berkata..wah..ni guru ternyata jalan ama temen gue.
Kemudian fiki berlalu dengan teman wanitanya itu. Namun ada hal lucu saat itu.
Ketika dia ada dikejauhan dia seperti paparazi yang mengambil gambar aku dan nabil yanh sedang duduk berdua saat itu. Dan aku menyadari itu kemudian mengatakannya pada nabil.
"Bil, liat ngapain dia pake hp nya."
Karna merasa aku dan nabil sadar di ambil gambarnya melalui hp. Maka dia berhenti mengambil gambar dan tertawa-tawa, kemudian berlalu.
Mendekati solat ashar kami bersiap-siap ke mushola yang ada di dalam museum fatahillah.
Selesai solat ashar kami pun bersiap pulang. Menuju stasiun.
Disatsiun aku dan nabil sempat bertengkar kecil
Hal itu disebabkan aku membahas chat dia dengan temanku ningsih serta chat dia yang lebih mengutamakan orang lain dibanding aku.
Aku terdiam dan memandang k arah lain. Tanpa mau menatap ke arahnya.
Nabil tau aku ngambek kepadanya.
Makanya dia berusaha mencairkan suasana. Dia raih tanganku..dan berkata.."bu, uda..jng marah, bsk lagi gak akan begitu deh"
"Bukan begitu nabil, kmu bebas mau chat sama siapa aja, tapi tolong donk..klo ibu chat kmu bales ibu dlu. Ibu ga suka kmu lebih mengutamakan yang lain dibanding ibu"
"Tapi kan saya uda cepet balesnya bu...emang ga bisa sabar dikit apa?"
"Kalo kmu balesnya lama, berarti ada yang lain yang lebih penting dari ibu. Klo kmu maunya begitu yauda, ga usah hubungin ibu lagi. Ibu uda males ama kmu yang selalu bgtu"
Saat itu kereta ke arah bekasi pun tiba di stasiun kota. Tanpa menyelesaikan pembicaraan kami. Kami pun bergegas menuju kereta dan duduk ditempat yang masih kosong.
Disini nabil masih berusaha merayuku, agar aku tidak.marah lagi.
Aku memilih diam.
Sejalan kereta memacu lajunya ke arah bekasi dari stasiun kota. Aku dan nabil yang tadinya duduk pun, bangun karna lebih mengutamanakn penumpang prioritas.
Dikereta aku dan dia berdiri dekat pintu kereta.
Posisi kami saling berhadapan.
Nabil yanh bersandar pada dinding kereta dan aku yang berada di hadapannya menghadapnya.
Sepanjang jalan kami tetap berbincang. Karna aku menurunkan egoku untuk tidak ngambek lagi ke dia.
Dikeretapun dia berkata.."bu..maaf ya masalah chat itu..saya lebih seneng..kita ketemu begini ngobrol langsung dibanding chatan. Mama saya uda marah karna saya jadi lebih sering maen hp.makanya saya jarang pegang hp dan lama kalo balas chat"
" Terus kapan kita sering ketemuan, klo kmu aja uda ga ke sekolah lagi?"
"Bu, kita jalan-jalan dulu aja yuk jangan pulang dulu, saya masih kangen sama ibu. Masih pengn lama-lama sama ibu."
"Lah maksud kamu gmn? Uda sore gini mau jalan-jalan kemana lagi?"
" Kita ke bogor aja dari manggarai, terus balik lagi baru deh pulang..ya bu?? Saya masih pengen lama-lama sama ibu."
" Tapi ini uda sore nabil, nanti kemaleman ibu baliknya, mana kereta juga penuh."
" Yauda kalo gtu k bekasi aja deh ya, ibu ikut saya k bekasi terus nanti balik lagi k klender..ya..???"
" Gak nabil..ini uda sore..ibu tau banget penuhnya kereta ke bekasi klo uda sore gini. Udalah ibu mau balik aja"
"Yauda klo gtu saya juga turun di st. Klender aja, nanti dari situ naek busway, gmn?"
" Yauda iya, nanti klo mau pake kartu ibu..pake aja. Pas k sekolah kamu bawa ya"
"Iya bu"
Akhirnya saat itu kami pulang k st klender dari stasiun ke shelter busway kami berjalan kaki.
Sengaja kami lakukan agar kami bksa berbincang lebih lama lagi.
Aku sadar, aku nyaman sekali dengannya...seperti orang yang berpacaran. Rasanya tidak mau jauh darinya.
Tapi aku sadar juga kalau dia ada yang disembunyikan dibelakangku.
Mungkin ningsih cuma salah satunya saja yang dia chat. Aku tidak tau berapa banyak lagi cewe yang dia chat kemudian digombalin.
Batinku penuh kedilemaan.
Makanya aku selalu solat malam agar mendapat petunjuk dari Allah.
Saat dia pulang naik.busway aku dan dia berjalan ke jembatan busway klender. Disana sambil menunggu bus datang. Dia berbincang denganku sebentar.
Dia bahkan mengajarkan aku agar bisa ngechat dengan cowo lain selain dia.
Dia bilang..bu..klo chat cowo diemin dlu aja jng ditungguin..jd gak terkesan ngejar-ngejar dia banget.
Saat itu aku memang sedang dikenalkan oleh pria lain. Dia kenalan dari muridku yang lain.
Mas yulianto.
Cuma komunikasiku sama mas yuli cuma sebatas teman dan tidak seintens aku dengan nabil.
Tak lama bus datang, nabil segera menuju bus. Aku pun berjalan melewati jembatan ke arah pulang.
Saat itu akun instagram miliknya masih tersangkut di hp ku.
Komentar
Posting Komentar