Ini ceritaku di 2019
2019 masa yang panjang..yang penuh dengan warna.
Warna kebahagiaan dan juga warna kesedihan.
Seperti yin dan yang. Menyeimbangkan hidupku ini.
Agenda 2019 banyak untuk jalan-jalan.
Dari prau hingga guntur, kemudian dieng
Semua penuh keindahan dan kebahagiaan.
Dan setiap perjalanan itu ada pelajaran yang bisa aku petik
2019.
Seorang teman yang dekat denganku krn aku sering mendengarkn curhatannya. Ternyata berubah haluan.
Tiba-tiba ia ingin merubah status pertemanan jd lebih dari teman.
Saat itu dia bilang..ingin menjalin hubungn serius.
Tidak pacaran tp taarufan.
Aku terlalu naif mempercayainya. Hingga akhirnya aku yang banyak terluka.
Hubungn singkat kami pun segera disudahi.
Namun..ntah cinta atau sekedar keegoisan diri
Berpisah namun tak mampu melewati
Hubungn putus nyambung pun dijalani
Hingga diri mrasa dilumuri dosa.
Status pun tak lagi teman dekat. Krn kami terpentok masalah restu orang tua.
Umurku yang katanya jd halangan untuk keseriusan kami.
Tanpa mengenal aku...ibunya langsung menolak mentah-mentah.
Tak apa jika hanya menolak
Hal yang sangat menyakitkan bukan krn ditolak.tp karna dihina atas apa yang bukan diri kita.
Sebegitu kejam ia menghinaku seakan aku bukanlah seorang anak perempuan yang juga memiliki seorang ibu.
Atau mungkin dia lupa..klo dia msh punya anak perempuan. Yang bisa saja Allah hinakn anaknya krn perbuatannya dia kepadaku.
Aku cm bisa menahan semua itu.
Dan bodohnya anaknya itu tdk pernah menjaga oerasaan aku.
Keegoisannya dia. Yang memaksa untuk aku dan dia tetap berteman walau aku audah bnyk dilukainya.
Aku berusaha bersikap dewasa menerima itu.
Dihubungi jika ada perlunya saja.
Saat dia terpuruk..slalu aku yang jd pijakn kakinya untuk bangkit
Namun ia lupa..saking keasikan berdiri. Dan mengingat masa lalunya dengan mantannya sebelum aku.
Dia telah menginjak2 aku lebih dalam
Tak pernah dia nemikirkn perasaan aku.
Hingga akhirnya aku lelah sampai batas titik kesangguoan sabar aku.
Aku pilih menghilang dr kehidupannya
Warna kebahagiaan dan juga warna kesedihan.
Seperti yin dan yang. Menyeimbangkan hidupku ini.
Agenda 2019 banyak untuk jalan-jalan.
Dari prau hingga guntur, kemudian dieng
Semua penuh keindahan dan kebahagiaan.
Dan setiap perjalanan itu ada pelajaran yang bisa aku petik
2019.
Seorang teman yang dekat denganku krn aku sering mendengarkn curhatannya. Ternyata berubah haluan.
Tiba-tiba ia ingin merubah status pertemanan jd lebih dari teman.
Saat itu dia bilang..ingin menjalin hubungn serius.
Tidak pacaran tp taarufan.
Aku terlalu naif mempercayainya. Hingga akhirnya aku yang banyak terluka.
Hubungn singkat kami pun segera disudahi.
Namun..ntah cinta atau sekedar keegoisan diri
Berpisah namun tak mampu melewati
Hubungn putus nyambung pun dijalani
Hingga diri mrasa dilumuri dosa.
Status pun tak lagi teman dekat. Krn kami terpentok masalah restu orang tua.
Umurku yang katanya jd halangan untuk keseriusan kami.
Tanpa mengenal aku...ibunya langsung menolak mentah-mentah.
Tak apa jika hanya menolak
Hal yang sangat menyakitkan bukan krn ditolak.tp karna dihina atas apa yang bukan diri kita.
Sebegitu kejam ia menghinaku seakan aku bukanlah seorang anak perempuan yang juga memiliki seorang ibu.
Atau mungkin dia lupa..klo dia msh punya anak perempuan. Yang bisa saja Allah hinakn anaknya krn perbuatannya dia kepadaku.
Aku cm bisa menahan semua itu.
Dan bodohnya anaknya itu tdk pernah menjaga oerasaan aku.
Keegoisannya dia. Yang memaksa untuk aku dan dia tetap berteman walau aku audah bnyk dilukainya.
Aku berusaha bersikap dewasa menerima itu.
Dihubungi jika ada perlunya saja.
Saat dia terpuruk..slalu aku yang jd pijakn kakinya untuk bangkit
Namun ia lupa..saking keasikan berdiri. Dan mengingat masa lalunya dengan mantannya sebelum aku.
Dia telah menginjak2 aku lebih dalam
Tak pernah dia nemikirkn perasaan aku.
Hingga akhirnya aku lelah sampai batas titik kesangguoan sabar aku.
Aku pilih menghilang dr kehidupannya
Komentar
Posting Komentar