Pintu yang mana lagi?? Sakit yang mana lagi yang harus aku lalui??
"kalo satu pintu sudah tertutup, masih ada 9 pintu lain yang msh bisa dibuka"
Ya kira2 seperti itu kalimatnya.
Tapi...aku tuh bukan ga mau ngetuk pintu hati yang lain dan ga bisa move on dari pintu yg satu ini aja.
Pintu yang tertutup ini, emang uda lama aku tinggalin.
Permasalahannya aku yang masih merasa sakit krn orang yang di pintu itu.
Yang ngalamin aku. Yang jalanin aku.
Mana tau kamu. Rasa sakitnya aku.
Kmu diperlakukn rendah dikit sama orang aja uda marah selangit.
Klo kmu diposisi aku sekarang. Mungkin kmu Uda viralin kali kisah penderitaan kmu.
Aku bisa nahan sabar sejauh ini. Dan pada akhirnya aku yg gugur. Tak lagi aku kuat menahan sabar olehnya.
Dia baik pintu itu ada orang baiknya.
Tapi aku tidak tau dibalik kebaikannya itu dia ingin mengambil keuntungan dariku.
Aku mrasa sakit sekarang ya karna itu salah satunya.
Merasa terhina, merasa tertipu olehnya, merasa tidak di hargai.
Ntah berapa kali aku memaafkan dia lagi..maafkan dia lagi.
Selalu seperti itu.
Hingga hatiku lelah.
Aku cuma gak kebayang aja. Klo aku harus sabar begitu mlu sampe sisa hidupku.
Aku takut..aku yang gila pada akhirnya
Semua kekurangan dia aku terima.
Bahkan orang lain jijik dengan "kelakuan dia" yang ia sembunyikan dan dia anggap sebagai aibnya.
Tapi aku?? Aku terima..mencoba bersabar akan hubungn aku dan dia.
Tak munafik aku...
Kalo dia ada rasa sayang padaku. Pengorbanannya yang dia lakukan untukku.
Banyak. Aku tau.
Bukan tak menghargai pengorbanannya.
Tapi aku juga sudah berkorban banyak untuknya.
Bahkan mentalku jadi taruhannya.
Psikisku taruhannya...
Mencoba tetap waras saat bersamanya.
Tak hanyut dalam lumpur dosa yang ada padanya.
Titik dimana aku sadar jika dia tidak benar-benar menginginkanku adalah saat dia tidak bisa perjuangkan aku didepan orang tua nya.
Semua perkataan menyakitkan dari nya dia lontarkan tanpa peduli bagaimana perasaanku.
Klo mau sakit hati. Dari awal mungkin aku sudah sakit hati.
Tapi apa kalian pernah berpikir tidak.
Kenapa aku sebodoh ini, sejauh ini mempertahankan dia yang padahal malah menyakiti aku.
Bukan tanpa alasan aku bertahan selama itu dengannya.
Awal aku kenal dia sebagai adikku saja. Orang yang penuh kegalauan yang butuh nasehat orang yg lebih dewasa.
Aku sudah menjadi penyelamat baginya.
Dengan segala alasan ia ingin meyakinkan aku..dia bisa jadi bagian dari hidup aku..bagaian yang ada di sisa usiaku di dunia ini.
Tak serta merta aku menerima dia.
Butuh wkt bahkan dengan ancaman klo tdk ada kepastian aku selesai tdk mau ada apa-apa lagi
Tp berjalan waktu. Justru kami larut dan tdk tentu arah.
Hingga sekarang aku yang lelah dan memilih mengakhiri saja dengannya.
LELAH
HATIKU LELAH
BAHKAN IBUKU YANG TAU SEDIKIT PERJALANAN HUBUNGANKU DENGANNYA MENGATAKAN SUDAHI. HENTIKAN
KARNA SUDAH TERLALU LAMA AKU MENYAKITI DIRIKU SENDIRI DENGAN TETAP BERHUBUNGAN DENGANNYA.
ðŸ˜ðŸ˜
ALLOH....SEMBUHKANLAH HATIKU...🤲
Ya kira2 seperti itu kalimatnya.
Tapi...aku tuh bukan ga mau ngetuk pintu hati yang lain dan ga bisa move on dari pintu yg satu ini aja.
Pintu yang tertutup ini, emang uda lama aku tinggalin.
Permasalahannya aku yang masih merasa sakit krn orang yang di pintu itu.
Yang ngalamin aku. Yang jalanin aku.
Mana tau kamu. Rasa sakitnya aku.
Kmu diperlakukn rendah dikit sama orang aja uda marah selangit.
Klo kmu diposisi aku sekarang. Mungkin kmu Uda viralin kali kisah penderitaan kmu.
Aku bisa nahan sabar sejauh ini. Dan pada akhirnya aku yg gugur. Tak lagi aku kuat menahan sabar olehnya.
Dia baik pintu itu ada orang baiknya.
Tapi aku tidak tau dibalik kebaikannya itu dia ingin mengambil keuntungan dariku.
Aku mrasa sakit sekarang ya karna itu salah satunya.
Merasa terhina, merasa tertipu olehnya, merasa tidak di hargai.
Ntah berapa kali aku memaafkan dia lagi..maafkan dia lagi.
Selalu seperti itu.
Hingga hatiku lelah.
Aku cuma gak kebayang aja. Klo aku harus sabar begitu mlu sampe sisa hidupku.
Aku takut..aku yang gila pada akhirnya
Semua kekurangan dia aku terima.
Bahkan orang lain jijik dengan "kelakuan dia" yang ia sembunyikan dan dia anggap sebagai aibnya.
Tapi aku?? Aku terima..mencoba bersabar akan hubungn aku dan dia.
Tak munafik aku...
Kalo dia ada rasa sayang padaku. Pengorbanannya yang dia lakukan untukku.
Banyak. Aku tau.
Bukan tak menghargai pengorbanannya.
Tapi aku juga sudah berkorban banyak untuknya.
Bahkan mentalku jadi taruhannya.
Psikisku taruhannya...
Mencoba tetap waras saat bersamanya.
Tak hanyut dalam lumpur dosa yang ada padanya.
Titik dimana aku sadar jika dia tidak benar-benar menginginkanku adalah saat dia tidak bisa perjuangkan aku didepan orang tua nya.
Semua perkataan menyakitkan dari nya dia lontarkan tanpa peduli bagaimana perasaanku.
Klo mau sakit hati. Dari awal mungkin aku sudah sakit hati.
Tapi apa kalian pernah berpikir tidak.
Kenapa aku sebodoh ini, sejauh ini mempertahankan dia yang padahal malah menyakiti aku.
Bukan tanpa alasan aku bertahan selama itu dengannya.
Awal aku kenal dia sebagai adikku saja. Orang yang penuh kegalauan yang butuh nasehat orang yg lebih dewasa.
Aku sudah menjadi penyelamat baginya.
Dengan segala alasan ia ingin meyakinkan aku..dia bisa jadi bagian dari hidup aku..bagaian yang ada di sisa usiaku di dunia ini.
Tak serta merta aku menerima dia.
Butuh wkt bahkan dengan ancaman klo tdk ada kepastian aku selesai tdk mau ada apa-apa lagi
Tp berjalan waktu. Justru kami larut dan tdk tentu arah.
Hingga sekarang aku yang lelah dan memilih mengakhiri saja dengannya.
LELAH
HATIKU LELAH
BAHKAN IBUKU YANG TAU SEDIKIT PERJALANAN HUBUNGANKU DENGANNYA MENGATAKAN SUDAHI. HENTIKAN
KARNA SUDAH TERLALU LAMA AKU MENYAKITI DIRIKU SENDIRI DENGAN TETAP BERHUBUNGAN DENGANNYA.
ðŸ˜ðŸ˜
ALLOH....SEMBUHKANLAH HATIKU...🤲
Komentar
Posting Komentar